TNI makin perketat pengawalan daerah perbatasan Kotabumi Pernah juga berkunjung ke rumah seorang sahabat waktu di Jakarta kemaren, saya kaget setengah mati waktu melihat sebuah ransel laptop warna hitam dengan risletting terbuka tergeletak di sudut, sementara didalamnya menyembul moncong sebuah senjata. Ternyata ransel itu milik keponakannya yang sedang menginap setelah habis jaga untuk pengamanan demo buruh 1 Mei lalu. Saya kira tidak ada pelurunya ternyata ada, wow, sementara anak laki-laki teman saya yang berumur 6 tahun dan kelihatan sangat “lasak” bersileweran di ruang itu. Saya tidak tahu seberapa tegas sebenarnya aturan dari institusi menyangkut hal-hal seperti ini. Yang jelas memang tidak mungkin mengawasi prilaku para pemegang senjata, bagaimana mereka mengamankan senjata-senjata itu saat sudah tidak digunakan. Yang jelas keponakan teman saya yang sepertinya baru berdinas kurang dari 5 tahun itu terlihat tidak terbebani membawa senjata dalam ranselnya yang tidak bisa di risletting itu. Selain menggiatkan Industri Pertahanan dalam negeri, dalam jabatan setahun pertamanya di Kementerian Pertahanan, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro sangat concern akan masalah perbatasan dan pulau-pulau terluar. Kini, Menhan Purnomo bersama Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo mengunjungi pulau terluar di Pulau Nipah, Kepulauan Riau. Dalam kunjungannya, Menhan Purnomo didampingi Wakasal Laksdya TNI Marsetio, Panglima Armada Barat (Pangarmabar) Laksda TNI Didit Herdiawan dan Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen TNI (Mar) Alfan Baharudin. Para pejabat pertahanan itu berangkat menuju ke Pulau Nipa sekitar pukul 07.00 WIB. Mereka berangkat dari Markas Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Batam, dengan menggunakan Heli Bell TNI AL.Sebelum ke Pulau Nipa, Menhan terlebih dahulu mengunjungi Pulau Karimun. Sejumlah pejabat di lingkungan Kementerian Pertahanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Mabes TNI AL, Kasdam I/Bukit Barisan Brigjen TNI Gede Sumertha dan pejabat perwakilan dari Kemenkeu, turut pula dalam kunjungan dua hari Menhan tersebut. Selain mengunjungi Pulau Nipa dan Pulau Karimun, dalam kunjungannya selama dua hari di Batam, sehari sebelumnya Kamis Sore (3/5), Menhan juga mengunjungi Pulau Galang. Di Pulau Galang ini, Menhan meninjau lokasi pembangunan Markas Komando (Mako) Batalyon 10 Angkatan Laut (AL) Marinir dan melihat lokasi pengungsian camp Vietnam. “Ketika berada di Pulau Nipah, Menhan dan Menteri Kelautan dan Perikanan beserta rombongan disambut oleh Pasukan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Pulau Nipa dari Brigif 3 Marinir dan Yonif 134 Kodam 1 Bukit Barisan,” ujar Kapuskom Publik Kemhan RI, Brigadir Jenderal Hartind Asrin. Kunjungan Menhan beserta rombongan ke Pulau Nipa kali ini, kata Hartind, dalam rangka melihat secara langsung kondisi pulau – pulau terdepan yang berbatasan dengan negara tetangga. Dengan peninjauan secara langsung diharapkan diperoleh berbagai masukan untuk pemerintah dalam menetapkan kebijakan bagi pulau – pulau terluar. Pemerintah ingin menjadikan pulau Nipa sebagai model bagi pengembangan pulau-pulau terdepan lainnya yang memiliki potensi tidak hanya untuk kepentingan pertahanan dan keamanan tetapi juga kepentingan ekonomi.Pengembangan Pulau Nipa ini merupakan bagian dari kebijakan pemerintah khususnya kebijakan defence supporting economy (pertahanan mendukung ekonomi). “Kebijakan dari pengelolaan perbatasan dan pulau terluar ini ada sebuah perubahan paradigma dimana daerah perbatasan dan pulau terluar yang tadinya hanya ditangani oleh sektor keamanan nantinya juga akan dikembangkan untuk sektor ekonomi, dan itu akan meningkatkan ketahanan nasional,” papar Menhan Purnomo. Menurutnya, ketahanan pulau-pulau terluar itu nantinya juga akan didukung oleh ketahanan ekonomi.
7 years ago