BOOKING TIKET PESAWAT

seterika

seterika. Info sangat penting tentang seterika. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai seterika

Tau yang namanya seterika, kan. Ada juga yang nyebut setrika, huruf "e"nya hilang satu. Saya lihat di kamus, sebutannya "seterika", huruf "e"nya ada dua. Saya punya kenangan lucu yang melibatkan alat untuk merapikan pakaian ini. Cerita tentang seterika listrik ini terjadi pada abad 20 lalu. Tahunnya saya agak lupa. Pokoknya antara tahun 1993 atau 1994, gitu. Waktu itu saya masih suka ikutan ngeband. Nah ceritanya waktu itu saya dan teman-teman rombongan band Pertamina Bunyu lagi ikut terlibat dalam perayaan daerah di Tanjung Selor. Saya juga lupa, itu perayaan Birau atau Irau. Sebuah perayaan khas di daerah Kalimantan Timur bagian utara. Dan tahun itu perayaannya di pusatkan di kota Tanjung Selor, ibu kota kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur.

Salah satu tugas kami pada perayaan itu adalah mengiringi penampilan 3 orang anggota Ken Dedes. Mbak Titiek Saleh dan anaknya yang bernama Fenty, dan seorang pemain tamborin dari Ken Dedes yang saya lupa namanya. Sehari sebelumnya kami dan ketiga anggota Ken Dedes itu belatih di mess Pemda Tanjung Selor yang berada di daerah Skip. Kebetulan saya dan teman-teman diinapkan di mess itu. Sementara mbak Titiek cs nginap di hotel Teduran Mas. Pokoknya latihan berjalan lancar dan sempat jadi tontonan penduduk yang tinggal di seputar mess itu. Mess yang kami tempati jadi dipadati manusia yang tumplek blek. Wis…, malah kayak sudah manggung aja.

Keesokan harinya kami sibuk nyiapin seragam pentas. Yaitu tadi, nyeterika pakaian yang mau kami pakai untuk malam pertunjukan. Kebetulan seorang teman, namanya Bain, memang berasal dari kota Tanjung Selor ini. Jadi dia nginap di rumah orang tuanya. Ndak jadi satu dengan kami di mess. Pagi harinya kami pinjam seterika dari orang tuanya. Cerita selanjutnya kami bergantian nyeterika pakaian.

Pas sudah siang, Bain datang ke mess untuk mengambil seterika yang kami pinjam itu. Sebab dia juga belum nyeterika seragam pentasnya. Dan ndak tau, dapat bujukan setan dari mana, timbul keisengan kami untuk ngerjain si Bain ini. Kami bilang padanya kalau seterika listrik itu lagi dipinjam mbak Titiek (yang anggota Ken Dedes itu) untuk nyeterika kostum panggungnya juga. Eh…, si Bain koq malah percaya, dan segera menuju ke hotel tempat mbak Titiek cs nginap. Walah.., padahal maksudnya kami hanya bercanda. Koq malah dikira beneran. Ya udah, ditunggu aja kejadian selanjutnya.

Ternyata ndak sampai setengah jam, si Bain sudah kembali ke mess lagi. Dan…, dia marah-marah. Kami yang tadinya sudah siap-siap mau ketawa, jadi diam tapi tetap aja sambil menahan tawa. Om Apung yang jadi ketua rombongan kami membujuk Bain supaya ndak ngamuk terus.
"Maafin kami deh. Lagian, kamu juga koq bisa percaya kalau seterikamu itu dipinjam mbak Titiek. Dia itu artis. Masa’ mesti pinjam seterika sama kita. Memangnya orang hotel ndak nyediakan seterika dan petugas untuk nyeterika pakaiannya. Kami fikir kamu tadi ndak percaya. Jadi, kamu jangan marah terus dong. Orang yang suka marah ntar cepat tua lho. Giginya tinggal dua. Trek dung…trek dung olala…" bujuk om Apung pada Bain.

Sumber : johansite.com


BOOKING TIKET PESAWAT
Powered By : Blogger